Oleh2x dari Aceh bag 1 (NGUPI)

2 Minggu yang lalu gue berkesempatan untuk mengunjungi lagi provinsi terujung indonesia, Aceh. (Papuanya semoga tahun depan yah). Ini kali kedua gue ke tanah serambi mekkah setelah di bulan agustus lalu, gue brlibur ke sabang (Sabang yang di P. Weh, prov Aceh, bukan Sabang yang tempat makan di deket Sarinah Thamrin yah).

Nah sebagai olehnya2x gue akan ngebagi menjadi 2 bagian. Yang pertama akan berceirta tentang kegiatan favorit di Aceh, yaitu NGUPI. Sedangkan di bagian kedua, gue akan cerita mengenai “Rumput” yang ternyta merupakan warisan kuliner bangsa kita. Hehehe

NGUPI NYUUUKKK

Kegiatan ngupi ternyata tidak hanya terjadi di kota2x besar seperti Jakarta dengan Starbucks, Coffee Bean, Excelso, dkk. Di aceh, buanyak buanget warung2x kopi traditional yang tentunya menyajikan kopi asli aceh.

Sewaktu kemaren ke Banda Aceh, gue diajak oleh teman2x di sana untuk NGUPI di Chek Yukee. Tempatnya terletak agak masuk dari jalan besar dan di depan sungai. Chek Yukee menempati 2 buah ruko standard berlantai 3. Lantai 1 dan 2 merupakan area NGUPI, sedangkan lantai 3 dipergunakan untuk mess/asrama untuk pegawai2xnya, yang semuanya laki. Ruanganya hanya berisi kursi2x plastik dan meja kayu. Tidak ada menu terpampang di manapun.

Sewaktu nungkrung di Chek Yukee, gue lihat hampir semuanya laki2x, sedikit yang perempuan. Sepertinya dulu kegiatan NGUPI ini hanya di lakukan oleh Laki2x dan usia mereka sepertinya masuk kategori remaja atau young adult lah. Yang lucunya disini hampir semuanya menggunakan laptop untuk browsing Facebook doang. Hehehe... yup... teknlogi Wifi sudah masuk ke Aceh dan mereka sedang tergila2x dengan facebook. Sempat sedikit ngebahas dengan rekan2x ang sudah bertahun2x kerja di Banda Aceh, dan menurut mereka, anak2x muda ini menggunakan laptop hanya untuk bermain Facebook. Dan yang mengherankan setiap malamnya, warung2x kopi ini selalu ramai dikunjungi oleh pengunjung2x muda ini. Mereka akan stay sampai tutup warung sekitar jam 12an.

Sempet terbersit keinginan untuk bertanya apa kegiatan mereka di siang hari, dari mana mereka mendapatkan uang untuk membeli laptop.

Pilihan kopinya tidak sebanyak Starbucks. Mereka biasanya hanya menyediakan Kopi (biasa), Sanger (Kopi Susu), dan kalo beruntung kita bisa dapet Kopi “Spesial” yang dicampur dengan “rumput”.

Kalo ngupi di sini jangan harap dapat pelayanan seperti layaknya tempat ngopi di Jakarta. Menu tidak ada, pelayan melayani orang kayak mo ngajak berantem... hehehe.. dan ternyata sikap pelayanan seperti ini tidak hanya gue dapatkan di tempat ngupi tapi juga di resto ayam tangkap cut dek. Sedikit cerita mengenai pelayanannnya, kita waktu itu datang ber 5 dan memesan kopi biasa 3 cangkir, kopi biasa dengan gula cair 1, dan sanger 1. Saat kita pesan, sang pelayan sudah terlihat panik, sepertinya pesanan kita terlalu complicated buat dia.... fuiiihhh.. gue cuman bisa mengelus dada. Akhirnya kopi kita datang dengan 3 kopi biasa, 1 sanger, dan satu lagi terlupakan... ahuahuahua... Ada lagi cerita di malam lain ketika kita mencba untuk memesan makanannya. Kita lihat saat itu ada meja lain yang memesan bubur dalam mangkok. Kita coba bertanya ke pelayannya, “yang dipesan meja itu bubur apa yah ? bubur ayam atau bubur kacang ?” pelayan mejawab, “Nggak tahu bang,” ... gubrakkkkk.... ternyata pelayannya sendiri tidak tahu apa yang mereka jual. Selidik punya selidik ternyata itu adalah jualan tukang bubur kacang yang mangkal di depan warung kopi... duh kalo di Roti Bakar Edy / Wiwid kayaknya si pelayan pasti tahu deh apa yang dijual. Ada lagi cerita ketika suatu malam kita ngupi dengan makan mie goreng daging + telur, dan nasi lemak, ayam + telur. Sewaktu kita panggil pelayan dan mau bayar, si pelayan terlihat tidak tahu harga nasi lemak ayam + telur. Yang dia tahu hanya Nasi lemak ayam atau nasi lemak telur...alhasil sang palayan harus turun ke lantai 1 untuk bertanya ke bossnya tentang harga.. sudah naik lagi, dan dia kebingungan lagi waktu kita bilang satunya mie daging + telur... n dia terpaksa nanya bosnya lagi... huaaaaaaaaaaaaaaa.... gue dah stress ngeliat pelayanan yang kayak gini. N ternyata menurut rekan2x yang dsana hal tsb sudah biasa.... tidakkkkkkkkkkkkkkkkkkk.. gue bakal stress banget kalo menghadapi ini setiap hari.

Gimana, seru kan kalo ngupi2x di warung kopi... kegiatannya sih kurang lebih sama seperti di starbucks, ataupun coffee bean cuman dalama bentuk yang berbeda aja.. hehehe..

Nah kalo bertandang ke aceh, tapi nggak melakukan kegiatan NGUPI 2x di warung kopi kayaknya kok belom afdol yah.